08/07/09

Selayang Pandang Pemilu

Lebay ya judul gw...kesannya klasik gimana gitu, selayang pandang.

Karena sifatnya yang hanya selayang, jadi postingan gw gak panjang-panjang amat lah. Lagian kalo kata Bukan Empat Mata, yang panjang itu mulutnya Tukul (apaan sih).

Akhirnya Pemilu kelar juga, yah sepertinya begitu kalau melihat dari hasil perhitungan Quick Count. Beberapa Quick Count dah mengumumkan hasil akhir mereka, dimana nomor dua, the incumbent, adalah pemenangnya. Hebatnya lagi, presentasi sampai sekitar 60%, dan juga dominan di lebih dari 20 propinsi. Jadi, kalau berdasarkan perhitungan ini ya, Pemilu presiden 2009 berlangsung cukup 1 kali saja.

Nggak nyangka ya akhirnya prediksi-prediksi dari Quick Count yang berlangsung selama masa kampanye CaPres kemarin kejadian juga. Emang sih, beberapa disinyalir merupakan pesenan dari salah satu tim Capres, tapi paling nggak benar lah bahwa cukup 1 putaran (sekali lagi, ini menurut perhitungan Quick Count ya) untuk PilPres kali ini. Padahal dalam kampanya, debat, dan sebagainya, si pemenang ini selalu dicecar habis-habisan dan gak jarang dinilai bukan yang terbaik dalam debat-debat yang berlangsung beberapa waktu lalu. Wajarlah ya, namanya juga incumbent, pasti dicecer ama oposisi. Sebenarnya sih bukannya gak ngefek juga hasil-hasil debat itu, beberapa hasil survey bilang bahwa elektabilitas si pemenang bergerak turun terus.

Entahlah golongan atau kalangan mana yang akhirnya terpengaruh hasil perdebatan. Tapi sepertinya jumlahnya kecil sekali. Gw mengaku, gw pun berubah pilihannya sejak perdebatan itu. Karena melihat bahwa Capres yang akhirnya jadi pilihan gw sekarang, jawabannya sangat implementatif, jelas arah dan kebijakannya seperti apa. Yah ada sih beberapa yang agak ngawang-ngawang, yang gw amini karena emang bukan bidang keahliannya. Tapi ketika ngomong tentang ekonomi, keuangan negara, anggaran, omongannya bikin gw tertarik sama dia dan merubah pilihan awal gw. Sebenarnya sejak masa-masa koalisi gw juga udah mulai terguncang karena pilihan awal gw berkoalisi dengan salah satu partai yang gw anti banget. Perdebatan-perdebatan itu semakin membuat gw gak yakin ama pilihan gw pertama dan akhirnya tadi pagi memilih yang lain.

Terkait dengan golongan atau kalangan yang terpengaruh ama hasil-hasil debat, gw teringat dengan beberapa berita, wawancara, dan juga obrolan ama teman gw. Intinya adalah, bahwa masyarakat Indonesia selama ini masih melihat pada sosok seseorang, jadi sebatas yang kelihatan saja, kayak gaya bicara, fisik, dan lain-lain yang semacam itu. Jadi wajar-wajar aja kalau hasil debat, kampanye, dan negative campaign (yang terkadang sebenarnya cuma mengungkap fakta) tidak berdampak banyak pada seseorang dalam pemilihan capres. Malah pas gw baca milis dari alumni, ada yang posting kutipan (yang katanya) percakapan dari salah satu tim sukses yang menyebutkan hal yang sama mengenai karakter pemilih di Indonesia. Isu-isu rasialis yang dikeluarkan selama masa kampanye kemarin, pengaruhnya hanya di beberapa wilayah aja, gak ampe seluruh wilayah Indonesia.

Nah itu tentang yang berat-berat, kalau yang enteng-enteng, pemilu kali ini membawa banyak berkat dan diskon. Ada beberapa toko yang memberikan gratisan produknya bagi pengunjung yang sudah memilih. Selain yang gratis, yang diskonan juga ada, 50% malah, sadis juga yah. Meskipun akhirnya gak gw pake juga sih, gara-gara ngantrenya dah rame banget. Mending bikin sendiri aja di rumah, pake yang instan, hehe.

Yah meskipun sedih karena calon pilihan sepertinya akan kalah, terima ajeh, toh isn't out of control, The Mighty One is in charge with this result. He loves Indonesia, though often we can't understand what it means. And keep praying, especially in what i'm afraid mostly, that He takes control of it.

Halah, macem native speaker aja gw. :p

0 komentar: