26/06/09

B.U...need handphone!!!

Duh, salah satu gadget wajib manusia sekarang - handphone - yang gw punya udah tinggal 25% kondisinya. Batere ngedrop, gendut pula. Fisik dah ca'ur banget, karet2nya dah pada copot, ada bolong2 di beberapa tempat, keypadnya juga dah luntur. Untung teknologinya gak ketinggalan-ketinggalan amat, hehe. Yah nasib dah karena "taruhan" gw gagal, jadi harus bersabar dengan keadaan yang sekarang aja dulu. Atau berharap kalau sudah ada titik cerah, bisa propose ke kakak atau babe buat beliin yang baru, hehehe.

Sedikit mengenang handphone ku sayang, Nokia 5500 Sport. Kalau tidak salah belinya 1 hari habis Natal tahun 2006 di Roxy Mas. Setelah mengeksplore beberapa tabloid buat referensi handphone, akhirnya gw memutuskan untuk memilih handphone ini. Fiturnya standard, belum 3G malah. Tapi yang menarik adalah adanya accelerometer, yang dalam 2 tahun terakhir ini jadi suatu fitur penting bagi handphone2 kelas atas. Fitur ini jadi kebanggaan gw buat dipamerin ke teman-teman. Implementasinya buat game, kita bisa memainkan suatu permainan dengan menggerak2an handphone. Kalau buat mp3 player, kita bisa mem-pause, forward, and backward hanya dengan mengetuk dua kali pada permukaan handphone-nya. Keren kan?? Terbukti dengan teman-teman yang ngerti gadget, mengungkapkan kekagumannya.

Nah itu teknisnya, kalau peristiwa2 yang dialami bersama handphone itu lebih gila lagi. Bisa dibilang, beberapa peristiwa penting dalam hidup gw alami bersama si 5500 itu. Jadi Tim Inti, 1st serious-relationship with a woman, adalah beberapa peristiwa penting yang gw lewati ama handphone ini. Inbox, Sent Messages, Incoming Call, Outgoing Call, Service Data telah memfasilitasi gw untuk mengalami berbagai peristiwa tersebut. Sedih, senang, marah, bingung, kecewa, hopefull, dsb pernah gw alami dengan handphone ini, fiuhhh.

Tapi tetap aja, 5500 tuh handphone, suatu alat, jadi ketika fungsinya sudah tidak bisa optimal lagi, atau sudah tidak lagi bisa menyesuaikan diri dengan tuntutan kebutuhan, mau gak mau, harus di replace (kata yang lebih sopan daripada di-dump). Masalah utamanya sih di fisik handphone-nya sih. Kalau fitur dan fungsi sih masih cukup lah.

Sayangnya, gw gak punya uang buat beli handphone baru. Lebih-lebih lagi, gw gak punya daya untuk minta ke ortu atau kakak gw. Belum ada imbalan yang seimbang yang bisa gw kasih untuk ditukar dengan handphone baru, hehehe. Yah semoga aja, terkait dengan postingan ke dua, sebelum yang sekarang ini, bisa tercapai. Jadi bisa propose handphone baru deh, hohoho.

Kalau disuruh ngayal yah, gw dah tau handphone apa yang mau gw beli. Kalau lihat harga sih, yang paling mahal yang paling mungkin adalah E63. Fiturnya cukup lah, qwerty keypad, 3G, large screen, OS Symbian (sekarang sih kayaknya dah kalah saing deh, tapi cukuplah buat gw sekarang), baterai yang awet banget (kapasitasnya hampir 2x lipat dari yang gw punya sekarang). Mampukan aku ya Tuhan...

Tapi kalau mau ngayal lebih tinggi lagi, gw bener2 ngidam ama Iphone ato Android Phone. Entertaining banget tuh keduanya. Honestly sih, gw rasa, kerenan Iphone. Tapi brand Apple yang punya kesan ekslusif, agak kuang sreg di gw. Kesan gaul, cool, unique melekat erat di brand Apple, yang dimana gw kurang suka. Kalau BB, males ah. Meskipun awalnya buat handphone bisnis, tapi di Indonesia dah kaya handphone anak jaman. Hihhhhh, ogah. Nah, makanya gw lebih condong ke Android Phone. Vendornya banyak, HTC, Samsung dan masih banyak lagi kedepannya. Prospek pengembangannya oke, open source, jadi developer2 bisa gampang buat aplikasi tambahan di handphone ini. Dan yang penting, brand Google-nya itu loh. Kesan informative, sharing knowledge dll sangat kuat. Makanya gw demen Google.

Yah ngarep aja dulu lah, from dream comes reality, hehehehe,,,,

22/06/09

Internet Happy

Asik banget nih...internet unlimited akhirnya dimiliki juga. Setelah penantian cukup lama, akhirnya pada minggu pagi, gak lama habis pulang gereja, seorang mas-mas yang gw gak tahu namanya siapa menelpon ke nomor kakak gw. Gak sengaja dengar ada kata-kata yang berhubungan dengan internet, selain gelagat kakak gw yang bertanya-tanya dengan identitas penelpon, entah kenapa gw bisa mengasosiasikannya dengan SMART JUMP yang gw nanti-nanti.

Benar aja, ternyata suara mas-mas itu bagaikan oase di keringnya hari sabtu pagi cerah-panas itu. Setelah menutup telpon, gw mengkonfirmasikan apa yang gw pikirkan ke kakak gw, dan dia pun mengangguk girang. Kemudian kami berekspresi ria untuk menunjukkan antusiasme kami, lebay bahasa gw.

Sorenya, ambil duit di BRI, siapin fotokopi KTP ama Kartu Kredit kalau ada apa-apa, terus ketiganya gw masukkin amplop biar gak ada yang jatuh atau terlewat. Bangun pagi, doing some clerical job, ke DepKeu terus pulang dulu ke rumah jam 12, ambil duit trus cabcuz ke Depok, directly ke Galeri Smart. Disambut dengan ramah (meskipun mukanya asem) oleh karyawan, mungkin tepatnya penjaga sih, dan bertanya keperluan gw apa. Sebut sedikit kepentingan dan nama orang yang gw cari, kemudian dia masuk ke dalam kantornya dan gak lama keluar dengan seorang laki-laki.

Gw menghampiri mejanya dia, sebutin keperluan dan nama kakak gw yang ditelpon kemarin, dia pun ngerti dengan apa yang gw maksud. Dengan cukup cekatan dia melayani permintaan gw (please jangan diartikan macam-macam kalimat ini). Masuk ke dalam kantor, ambil suatu kotak merah, yang kemudian gw kenali sebagai calon modem gw. Sedikit percakapan, setor uang, instalasi dan a 'lil bit chit chat again, kemudian dia menghadapkan laptopnya ke gw untuk menjajal internet dan mem-briefing gw beberapa hal menyangkut pengisian pulsa, fitur-fitur yang ada dsb. Cuma ngetes bentar sih buka detik.com, tapi gw dah kegirangan bukan main.

Sedikit aktivitas di kampus, kemudian pulang ke rumah, dan gw segera memberi tahu kakak gw tentang good news ini. Langsung ke kamarnya, nyalain dan hidupin modemnya. Klik ke ikon, dan klik connect, dan tersambunglah.

Wah, semoga aja awet, cepat, berkualitas. Well, excess usage won't be good for you, hehehe....

15/06/09

And The Winner Goes To....Sadness!!!!

Nyambung dari postingan sebelumnya, bahwa hari ini akan diputuskan apakah gw akan mengalami kesedihan atau justru kesukaan. Dari judulnya sih jelas ya, kesedihan. Yoi, gw gagal lagi nyelesaikan skripsi gw semester ini.

Seperti kata pepatah, penyesalan selalu datang belakangan. Kenapa smangatnya baru muncul blakangan ini. Kenapa gak begini..knapa gak begitu..jadi banyak yang disesalkan dari kerjaan ini.

Biar gimana juga, gw tidak mau terlalu larut dalam penyesalan, kesedihan dsb. Gw coba tunjukkan dengan mengerjakan beberapa hal hari ini, misalnya nyicil verbatim dari wawancara dengan Prof. Gunadi, pergi-pergi lagi ke beberapa instansi untuk nyari kemungkinan ada orang-orang yang ngerti dengan penelitian gw ini. Ke Departemen Riset dan Teknologi, Departemen Keuangan, sama PPPI (asosiasi Perusahaan Periklanan). Thank's God ada yang nyambung ama omongan gw, padahal secara jabatan, orang yang gw wawancara itu bagian Humas. Dia ngerti ampe omongan gw tentang Google Adsense, dll. Senangnya lagi, di RisTek ini birokrasinya gak rebek, paling sempet di-pingpong sedikit. Tapi kemudian disambut dengan hangat, sama dua orang, dengan omongan yang nyambung banget. Inilah bukti bahwa Tuhan punya suatu rencana buat gw dengan menahan kelulusan gw 1 semester lagi. Dia pengen supaya gw lebih dalam lagi dalam mengerjakan skripsi ini.

Kemudian gw coba ke DepKeu dan PPPI, agak kesal dengan DepKeu karena orang-orangnya kok agak2 dodol ya, masa gw tanya dimana bagian Kebijakan Pajak, mereka jawabnya ngaco semua. Kek mana ini??? Nah, setelah nyasar di 3 gedung, akhirnya sampai juga gw ke bagian yang diharapkan, yakni lantai 6 Badan Kebijakan Fiskal. Tapi orang yang diharapkan ternyata sedang tidak ada di Indonesia karena sedang ikut training di Serbia (training apaan ya di Serbia?? perang apa rakit bom??). Setelah selesai dari DepKeu, terus lanjut ke PPPI. Nah ini kebodohan gw karena gw gak nanya2 dulu tentang tempatnya, karena pede dengan temuan di internet, jadi langsung aja brangcut ke Fatmawati, tanpa nyadar bahwa sebenarnya tempatnya udah pindah ke Graha Niaga.

Yah, itulah sedikit upaya gw untuk tidak tinggal diam menghadapi nestapa ini. Semoga lancar, jadi dalam 1 bulan ini mendapat restu atau bahkan Acc, dari dosen pembimbing tercinta. Jadi planning buat kerja bisa dilakukan secepat mungkin, nyari pengalaman dan juga upaya buat ngisi kekosongan kas, dan berharap bisa menghibur hati ayahanda dan ibunda yang kecewa berat...dan kedua kakak gw juga sih.

Daftar Target Operasi gw adalah:
1. si ibu dosen; 2. DJP yang lama amat itu; 3. Prof. Gunadi yang baik hati; 4. Menristek yang sangat kindly itu; 5. Pak GuPri dan orang PPPI yang belum tahu seperti apa; 6. Mastel/PANDI yang belum tahu seperti apa; dan mungkin pak Darus...aminn

Semangat Primaaa...

13/06/09

The Last Posting Before Something Great (Great Happiness or Great Sadness, depends on)

Perjuangan mengejar cita-cita emang berat dah. Kmarin niat mo ketemu dosen di kantornya, tapi karena keterlambatan sekitar 20 menit, walhasil gw jadi mesti samperin ke Depok, karena beliau dah kburu cabut dari kantornya. Yah, take it Prima, that's all ur fault.

Tapi dari kejadian ini, gw kepikiran 1 hal, tntang cara yang efektif efisien ke Depok. Kalau selama ini gw jalurnya lewat Jalan Panjang – Cilandak – Lenteng Agung – Depok, entah itu naik motor, Debora atau Transj, gw jadi kepikiran buat ngetes cara baru. Jadi gw nge-drop motor gw di Menteng Prada, terus nyambung kereta ke Depok. Tapi ternyata cara ini gak efektif dan gak efisien pula. Parkiran di Menteng Prada mahal ternyata, masa gw parkir 3 jam lewat dikit (jadi itungannya 4 jam), dikenain charge 6500....gilinnngggggg. Itung-itungan gw gagal deh. Gw expect-nya parkir 1 jam Rp 500, jadi misalnya brangkat ke Depok gw cuma keluar cost sekitar 5000 lah. Mana pas baliknya juga kena macet pula, jam 7 di daerah Pejompongan masih ngadat jalanannya.

Ya udahlah, back to conventional way, Debora atau busway tgantung cepetan mana. Yah sekali-kali naik motor klo lagi gak ada apa-apa. Nasib...

Oke, sbnernya cerita di atas gak niat di tulis khusus, tapi karena insidental ngalamin, jadi tulis aja dulu. Biar kedepannya makin jago planning sesuatu, hahaha :D. Sbenernya mo curhatan terakhir sebelum 5 hari penentuan ini, dah tinggal dikit lagi sih untuk nyelesain my dearest skripsi. Smoga aja 3 hari ini bakal terima acc nya si ibu dosen itu. Jadi hari Senin depan udah bisa daftar-daftar dan sgala urusan tetek-bengeknya. Yah, smoga malam-malam kedepannya gw akan tetap terjaga untuk menyelesaikan ini. Udah kepikiran metode baru untuk nahan ngantuk. Idenya dari cara gw melampiaskan kekesalan akan perintah ortu klo misalnya disuruh kerja kerjaan domestik rumah tangga. Caranya, ambil suatu benda yang lempar-able, tapi jangan yang keras. Contoh aja, kertas, atau soft capsule-nya kaka gw abis dia make vitamin buat rambutnya. Nah, simple aja, lu banting dah itu benda sekeras-kerasnya, dengan gaya tolak dari tangan, pinggang, dan bagian badan lain yang kira-kira ajah berhubungan. Makanya tadi gw bilang, barangnya jangan keras. Deskripsi versi gw adalah, lempar-able but keras-less, wkwkwkkw....

Demi handphone baru, demi kebebasan, demi sepatu baru, demi trip to Bandung-Surabaya-Anyer, demi harga diri, demi contoh yang baik bagi orang-orang, and for the Glory of God...I must have this sk***si done. Paling lambat hari Jumat sore. Aminnnn......

05/06/09

Freedom to Speech

Salah satu berita yang lagi happening sekarang ini adalah tentang Prita yang diadili karena dianggap mencemarkan salah satu rumah sakit di daerah Tangerang. Sebenarnya kasus ini bikin kecut juga buat gw (dan mungkin blogger2 lainnya) untuk menulis sesuatu yang agak “menyerang” salah satu pihak. Kalau gak salah, Prita dituduh mencemarkan nama baik karena menceritakan hal-hal yang tidak baik sehubungan perlakuan yang dia terima di rumah sakit tersebut. Masalahnya, yang jadi media penyampaiannya adalah blog dan email. Nah, ini yang bikin jadi kecut blogger. Gila juga yah, pendapat atau sharing yang sifatnya pribadi (gak tau juga sih kalau ada kepentingan tertentu dengan penulisannya) bisa jadi alasan buat seseorang diadili, dengan klaim pencemaran nama baik.

Tapi untung juga, belakangan makin banyak pihak yang coba ikut campur (dalam arti positif ya) dalam kasus ini, misalnya Jaksa Agung, Depkominfo. Mereka mengkritik Jaksa yang ditugaskan dalam kasus ini, karena meraka menganggap bahwa ada yang salah dalam penafsiran UU ITE yang dituduhkan buat Prita. Btw, gw juga kurang tahu persis mengenai pendapatnya Jaksa Agung, apa beliau mempermasalahkan mengenai teknisnya yah, tapi kalau Depkominfo sih jelas mengklarifikasikan maksud undang-undang yang mereka buat.

Pas gw lihat pasal yang dituduhkan buat Prita, emang rancu sih, seolah-olah gak salah juga kalau si Jaksa pakai pasal itu buat mengadili. Begini bunyinya: “Setiap Orang dengan sengaja dan tanpa hak mendistribusikan dan/atau mentransmisikan dan/atau membuat dapat diaksesnya Informasi Elektronik dan/atau Dokumen Elektronik yang memiliki muatan penghinaan dan/atau pencemaran nama baik.”
Nah lho, gimana tuh ngukur “dengan sengaja” sama “muatan penghinaan dan/atau pencemaran nama baik”? Kalau lihat blog-blog atau forum-forum, milis dsb, bisa banyak nih yang ditangkap. Malah di forum-forum, omongan kritik dsb bisa jauh lebih pedes daripada apa yang Prita tulis.

Yah semoga aja ada klarifikasi atau sosialisasi dari pemerintah mengenai UU ini. Klaim mereka (Depkominfo), UU ini dipake buat melindungi pihak-pihak yang ada dalam penggunaan internet dsb. Serem aja kalau berpendapat gak boleh, negara apa ini?? Tapi kalau berpendapat juga sebaiknya emang musti smooth sih caranya, jangan sampai memancin kemungkinan-kemungkinan kaya gini lagi.

Aminnn....