27/07/09

What's on Idul Fitri Holiday

Seperti kebiasaan umum warga Indonesia, khususnya yang di Pulau Jawa, liburan Lebaran biasanya dipake buat kumpul-kumpulnya keluarga besar. So do my family, Lebaran biasanya dipake buat kumpul-kumpul keluarga satu nenek dari pihak bokap gw. Tapi denger-denger, ada yang spesial dalam liburan lebaran kali ini. Kakak tertua dari bokap gw (so gw manggilnya pakde), berencana untuk mengadakan kumpul keluarga besar sampai pihak adek kakaknya nenek gw. Bisa dipastikan bahwa jumlahnya akan luar biasa banyak, kalau dari pihak bokap gw aje ditotal ada sekitar 40an, klo ditambah dari pihak adek kakaknya nenek gw, gak tahu deh ada berapa, secara kalau udah beranak pinak ampe level cucu, satu keluarga bisa nyampe 10 orang skali brangkat.

Ini bukan yang pertama keluarga gw ada pertemuan besar seperti yang direncanakan ini, gw lupa persisnya, sekitar 5 tahun lalu kalo gak salah, ada pertemuan serupa. Disitu diceritain silsilah keluarga gw sampai ke tingkat buyut gw (3 tingkat diatas gw). Gw jadi tahu siapa-siapa aja keluarga gw, dan bagaimana gw seharusnya manggil mereka. Cukup menarik sih, tapi karena disampaikan dengan bahasa campuran dimana bahasa Jawa yang dominan, gw jadi bosen sendiri selama acara itu. Belum lagi penyampainnya yang cukup lambat, khas jawa, makin membuat gw ngantuk aje, groookkk.

Gw sih punya feeling, bahwa pertemuan pas libur Lebaran nanti bakal tidak jauh dari yang dulu, paling jumlah orangnya aja yang bertambah, secara ya itu tadi yang udah gw sebutin, banyak yang dah beranak pinak. Tapi ada satu yang cukup mengganjal di acara ini buat gw, karena akan disebutkan secara cukup detail orang-orang yang ada dalam silsilah tersebut, dimana salah satunya, dan kemungkinan besar, riwayat pendidikan dan status yang diemban pada saat itu (kerja, nganggur ato apa) pun akan disebutkan dalam pertemuan itu.

Wooowww, dengan status gw yang sekarang, gw berani jamin, gw bakal memalukan keluarga inti gw, dan terlebih gw sendiri pun akan begitu. Ketika nama disebutkan, akan ada omongan sana sini, baik nggaknya tergantung gimana performancenya. Nah, demi menyelamatkan nama keluarga dan harga diri pribadi, gw musti menyelesaikan skripsi ini, harus udah sidang sebelum lebaran. Kalo gak bakal ngerusakin pertemuan aje. Lagian gw musti ngurusin gathering angkatan yang bakal diadakan 2 minggu habis libur lebaran itu. Belum lagi mo ke Bandung, tempat Tian, mo main dan ngacak2 Bandung, hehe...

Need willingness, big effort, persistency, and praying hard.

24/07/09

Bomber is Nuts, Moronic, Idiotic, Brainless

Satu minggu lalu, tanggal 17 Juli 2009, sekitar jam 7.50, Indonesia dan Man. United fans (gw gak sih untuk yang kedua ini, najis deh) kembali berduka oleh adanya penyerangan bom di dua hotel di daerah Mega Kuningan, J.W Marriot dan Ritz Carlton. Tidak lama setelah terjadi pengeboman, diketahui bahwa kejadian ini adalah suatu peledakan bom, karena sebelumnya sempat diperkirakan bahwa ledakan itu terjadi karena adanya genset yang terbakar kemudian meledak. Tidak lama setelah dengar berita di TV, gw buka internet untuk ngecek social network yang gw ikutin (Twitter dan Facebook), dan betul aja, komen dan statusnya seragam, yaitu menyebutkan tentang ledakan yang terjadi di Mega Kuningan. Tidak sedikit dari beberapa komen tersebut yang juga sudah menganalisa sebab dan dampak dari ledakan tersebut. Ledakan bom, ketakutan bahwa MU gak jadi dateng berseliweran di status-status tersebut.

Selama 1 minggu kedepan, pemberitaan tentang ledakan ini masih jadi headline atau berita penting di televisi dan koran. Analisa dampak dari beberapa sektor, misal ekonomi, pariwisata, keamanan dll, analisa pelaku peledakan, dari JI, pecahan-pecahan JI, masih berhubungan dengan Al-Qaeda, pihak yang kalah dalam pilpres kemarin serta CIA dan Mossad (dua analisa terakhir menurut gw sangat gak masuk akal dan konyol, disatu sisi emang bersumber dari pihak-pihak yang secara pribadi gw gak suka sih, hehe). Selain pemberitaan yang rame di media massa, peledakan ini juga memicu semacam spirit untuk kita tidak takut dan tetap menghadapi segala sesuatunya dengan santai. Di twitter dan facebook muncul topic dan group “Indonesiaunite”, semacam pernyataan sikap bahwa kita rakyat Indonesia gak takut dengan teroris dan aksi-aksinya. Acara Metro TV semalam juga punya topik yang sama, mengajak masyarakat untuk bersama-sama punya keberanian menghadapi pergerakan teroris ini, tunjukkan bahwa mereka gagal menteror kita, membuat kita takut, dengan bersikap biasa aja akan kejadian ini. Acara ini mengundang beberapa pihak, mahasiswa, cendekiawan, asosiasi usaha, musisi, untuk sama-sama mengkampanyekan spirit ketidak takutan ini.

Bagus lah kalau begitu, dari kejadian buruk ini masih ada yang bisa disyukurin, bahwa masyarakat jadi aware akan terorisme. Kalau kata Syamsudin Salim, sense of intelligence nya orang Indonesia selama ini kurang, mungkin terlalu ramah kali yee. Spirit nasionalisme juga jadi muncul karena kejadian ini, tapi ya gw berharap sih gak anget-anget tai ayam aje, seminggu dua minggu pasca kejadian lantas dah gak mikirin dan gak punya sense of belonging dengan bangsa ini.

Nah, yang bikin gw kesel, si teroris ini otaknya dimana sih?? Kalau punya ya dipake toh. Sebelumnya, gw mendasari kekesalan ini dengan asumsi bahwa pelaku pemboman ini adalah kelompok radikal suatu agama dimana salah satu fahamnya adalah bahwa musuh mereka layak dibunuh, dan pembunuhnya, dalam kasus ini pemboman bunuh diri, akan dapat free access to heaven. Kayaknya dah jadi common sense deh bahwa menghilangkan nyawa orang dengan sengaja, apapun alasannya dan apapun minumannya, tidak bisa dibenarkan. Hidupnya dia ya haknya dia, gak bisalah dihilangkan seenaknya, yah meskipun beberapa peraturan hukum memberlakukan adanya hukuman mati atas suatu pelanggaran, tapi intinya adalah hormati haknya dia untuk hidup, terlepas dari brengsek atau menyebalkannya dia. Kurang lebih begitu masalah hidupnya. Terus juga masalah nyali, kan kelompok yang dituding pelaku ini, sudah diketahui bersama bahwa musuh besar mereka adalah Amerika dan Yahudi (sangat menggeneralisir yah, kek gak ada yang baik aja diantara mereka), nah terus lu ngapain nge-bom di Indonesia kalau begitu. Emang sih kalau ngelihat dari lagunya Enno Lerian jaman dulu banget, katanya kalau mau makan restoran padang, gak berarti harus ke padang. Jadi kalau mo mengeliminir Amerika dan musuhnya emang gak harus ke Amerika. Tapi kan dampaknya itu loh, kalo ngebom di Indonesia, ya orang Indonesia lah yang paling kena dampaknya. Kalau emang benci mereka (bukan mendukung bahwa kebencian harus dibalas ya, tapi masalah nyali), ya samperin lah mereka yang lo benci itu. Malah ngacak-ngacak negara lain, mana biasanya negara sendiri lagi yang diacak-acak, bego luh!!!

Kemudian apa solusinya, jangan cuma menghina tapi gak ngasih jawaban ye, ketahuan banget orang Indonesianya kalau menghina doang tapi gak ngasih solusi. Melihat bahwa yang salah adalah isi kepala dan nuraninya, jadi ya dua itu yang harus dibenerin. Ajarin bahwa hidup itu berharga, hak setiap orang, tidak memandang siapa dan apapun yang telah dikerjakan orang itu. Pendidikan HAM keknya perlu, iya gak sih? Adalah dua kali pertemuan di level SMP dan SMA. Jangan baru dikasih di kuliah, keburu dah diracun ama orang lain pemikirannya. Sekali lagi ujung-ujungnya pendidikan ya!! Smoga pendidikan yang baik bisa sampai ke daerah-daerah terpencil. Serem juga kalau gak dibenahin, masalahnya pelaku-pelaku dari yang udah-udah, kebanyakan berasal dari wilayah yang miskin dan secondary lah. Nah, di Indonesia, wilayah seperti ini kan masih sangat banyak, wilayah maju dan wilayah miskin jauh lebih banyak wilayah miskin. Kalau tuh teroris dan peracun otak orang bisa nyampe ke sana, bisa jadi sarang teroris nih Indonesia.

For better Indonesia, for better mind!!!

17/07/09

Ikutan Retreat Pemuda

Wih wih wih...akhirnya Sabtu - Minggu lalu gw ngikut acara kepemudaan gereja. Malahan skupnya gak cuma tingkat gereja Joglo aje, tapi seklasis Jakarta Bagian Barat. Totally ada 9 gereja yang ikut dalam retreat ini. Pesertanya sekitar 120an klo gw gak salah ingat dan denger.

Pertama kali diajakin sama salah satu pemuda (pemudi sih tepatnya) gereja gw sekitar 2 minggu lalu. Kaget n excited pas pertama kali denger ajakan ini, kaget karena sifatnya yang ujug-ujug (a.k.a tau tau aja) dan juga, kalau kata pepatah, gayung bersambut lah. Dah lama pengen ikut acara2 di gereja, tapi belum tahu mulai dari mana. Kebetulan eh kebetulan diajakin retreat ini, ya sud,sikat laee.

Persiapan standar lah, baju secukupnya, alat tulis, alkitab, dan beberapa makanan untuk bertahan hidup dan bertahan dalam perjalanan (misalnya kacang, sereal, dan susu). Bangun agak telat, karena aturannya jam 7.30 harus sudah sampai sana, tapi jam 7 baru saja tersadar. Kalo mo maksain sih bisa aja, tapi bisa pergi dengan umpatan di belakang karena gak ngerjain beberapa pekerjaan domestik rumah tangga. Akhirnya kasih tahu penanggung jawab gereja gw klo gw bakalan telat dan menawarkan solusi kalau gw nyusul aje. Tapi akhirnya dia memutuskan untuk menunggu gw di Joglo. Ya sudahlah kalau gitu, kerja, mandi, trus brangcut deh. Eh sampai Joglo, waktu menunjukkan pukul 8.20, wahaha, telat bet. Keliatan banget Indonesianya.

Sampai Joglo, kenalan dulu dengan beberapa pemuda dari gereja lain, trus nongkrong deh ngobrol2 buat membangun chemistry (alahh), yah wajarlah, gw cukup ilang2an dari pergaulan gereja gw. Nunggu satu orang yang gak bisa dihubungi, tapi karena gak bisa dihubungi akhirnya diputuskan ditinggal aje, ntar klo akhirnya bisa, nyusul aje, dianterin ama orang gereja gw.

Sampai di sana, kekhawatiran gw akhirnya menunjukkan kenyataan, keknya gw bakalan mati gaya selama retreat ini. Gw gak kenal orang lain selain orang gereja gw sendiri, even yang satu gereja pun cuma kenal 1 orang, soalnya sama2 veteran. 2 lagi masih remaja, jadi gak tau. Tapi ya udahlah, pelan-pelan pasti dapet kenalan juga lah.

Perjalanan cukup lancar, begitu juga mati gayanya, lancar banget. Hampir diem total selama perjalanan, ngomong juga cuma buat basa-basi en minjem2 hnpon buat dengerin lagi. Kira2 2 jam lebih akhirnya sampai juga ke tempat tujuan. Penilaian buat tempat, okelah, gw kasih 8 buat tempatnya. Comfy, hijau, bangunannya gak terlalu megah, dan luaaassss banget tempatnya. Kalau ada tempat segede gitu di Jakarta berani taruhan pasti dah disabet ama developer buat bangun pertokoan ato apartemen. Makanan enak, kasur nyaman, dan yang penting, udaranya sejuk. Meskipun siang agak terik, tapi terasa pas hirup napas, terasa agak dingin di hidung, mirip banget di Bandung. Ketahuan deh ntar malam bakalan dingin. Bner aje, dingin, dingin banget malah, tapi entah juga sih, apa karena gw juga yang sedang demam, makanya terasa dingin banget kakinya.

Acaranya, yah lumayan lah, bagus sih scara konsep, tapi mungkin dalam beberapa hal harus lebih diperhatiin detailnya. Udah ada diskusi, outbound tapi games, dan beberapa event yang mengajak buat peserta untuk nyatu. Yang paling gokil adalah ternyata gereja gw disuruh mimpin satu sesi pada Sabtu malam. Jadi harus ada pemusik dan MCnya. Gilanya, pertama kali gw disuruh jadi MC dalam sesi ini, yang dengan pertimbangan tapi cenderung menolak untuk bagian ini. Untungnya si pemuda satu ini menyetujui untuk tidak menjadikan gw MC, dan dia sendiri yang akhirnya menjadi MC. Pastiin lagi bahwa gw tidak jadi MC, trus ngelenggang deh ke kamar buat lanjutin tidur, secara gw mulai terasa demam saat itu.

Bangun setelah tidur2an sekitar stgh jam, balik ke aula, nanya perkembangan dan ngambil snack, diputuskan bahwa gw akan bermain drum buat sesi kedua nanti. Tegang, kaget dan excited. Gile, akhirnya gw main drum juga setelah dua tahun absen. Wuihh, tegang sih, mana persiapannya hanya sekitar 1 jam, dimana efektif latian cuma 20 menit ditambah gw gak tahu lagu2nya. Sambil nunggu ke sesi bagian kami, dengan tegang, ngantuk, demam, akhirnya selesai juga sesi pendahuluannya. Ngobrol bentar, dengar lagu bareng2, akhirnya kami latihan, dan gak makan malam dulu karena emang waktunya ngepet, eh mepet. Ambil ancang2 dengan gak ribet, intro dari reff dan fill in yang gak terlalu ribet biar gak salah masuk, akhirnya selesai deh latihannya dengan masih tegang dan bertanya sana sini dalam hati karena emang lagu2nya masih belum mantap.

And the show time, gw tidak terlalu tegang, paling ngerasa permainan gw sering ilang tempo, gak match ama MC dan jemaatnya, apalagi yang lagu pertama. Sama banget dengan judulnya, ritmenya gw rasakan terbang kemana-mana, hehe. Akhirnya selesai, dan buru2 minta obat dan ngendon di kamar untuk mencegah si demam ini bertambah parah. Pengen nnton sesi Klasis XXI, tapi diperingatkan oleh panitia untuk istirahat, ditambah gw dah nonton filmnya, ditambah akhirnya gak jadi juga karena kemalaman, yo wis, gw tidur.

Bangun tidur, ngulet dulu di ranjang karena malas, dan ntah kenapa kaki rasanya menggigil. Gw juga nanya sih ama beberapa orang, apakah dinginnya karena gw sakit ato emang tempatnya dingin. Makan, ngeteh, sambil ngobrol2 gw lakukan pagi itu. Udah tahu jadwal, kemudian mandi dan siap-siap.

Wow, kami kedatangan tamu dari Korea. Ntah ini accidental atau emang direncanain dari awal, soalnya gak ada kabar apapun pada malam sebelumnya ttg kedatangan Park Ji Sung-ers ini. Kami ibadah minggu bareng, yang rasanya mixed antara tradisional dan karismatik, megah banget musiknya. Mana lagunya begitu semua, kontemporer, makin mati gaya lah gw ibadah itu. Kemudian setelah ibadah selesai, kami "beramah-tamah" dengan orang Korea tadi. Mereka (induk semangnya sih) ngasih kesaksian tntang perkembangan ke-Kristenan di Korea. Kemudian ada sedikit performance dari mereka, lagu dan tarian-tarian gitu deh. Selesai ibadah pagi++ ini, kami siap2 buat outbound.

Ganti baju, pake kaos kemarin, bercelanakan celana sarung yang dilipat, gw pergi ke aula nunggu mobilisasi, sekalian kumpul ama tim. Ternyata beberapa orang Korea juga ikut dalam tim ini. Lucunya, mereka tidak terlalu ngerti bahasa Inggris, kami jadi kesulitan buat komunikasi. Gestures dan kata2 yang sederhana jadi andalan kami buat berkomunikasi sama mereka. Kemudian kami berjalan ke bawah, yang jauhh banget sampai buat beberapa dari peserta mengeluh capek.

Di potong aja deh ceritanya, intinya kami juara 4, cihh, gw ngerasa bersalah karena ilang poin di game ketiga. Komunikasi dengan Koreanese itu cukup baik lah, meskipun sedikit miss untuk beberapa hal. Badan cukup letih karena permainan ini memaksa kami utk berlari-lari. Game selesai, denger pengumuman juara, terus kami kembali ke ruangan atas, packing sekalian ganti baju n mandi kalau ada yang mau. Ibadah penutup, closing, foto-foto, pulang deh.

Sampe di rumah sekitar jam stgh 8. Acaranya cukup menyenangkan, apalagi mata ini terbuka bahwa banyak cewe2 jawa lucu di lingkungan gereja gw, hahaha. Ya udah deh, nasib baik gak bisa ditolak.

A stepping stone to another environment!! Welcoming church to mine.

08/07/09

Selayang Pandang Pemilu

Lebay ya judul gw...kesannya klasik gimana gitu, selayang pandang.

Karena sifatnya yang hanya selayang, jadi postingan gw gak panjang-panjang amat lah. Lagian kalo kata Bukan Empat Mata, yang panjang itu mulutnya Tukul (apaan sih).

Akhirnya Pemilu kelar juga, yah sepertinya begitu kalau melihat dari hasil perhitungan Quick Count. Beberapa Quick Count dah mengumumkan hasil akhir mereka, dimana nomor dua, the incumbent, adalah pemenangnya. Hebatnya lagi, presentasi sampai sekitar 60%, dan juga dominan di lebih dari 20 propinsi. Jadi, kalau berdasarkan perhitungan ini ya, Pemilu presiden 2009 berlangsung cukup 1 kali saja.

Nggak nyangka ya akhirnya prediksi-prediksi dari Quick Count yang berlangsung selama masa kampanye CaPres kemarin kejadian juga. Emang sih, beberapa disinyalir merupakan pesenan dari salah satu tim Capres, tapi paling nggak benar lah bahwa cukup 1 putaran (sekali lagi, ini menurut perhitungan Quick Count ya) untuk PilPres kali ini. Padahal dalam kampanya, debat, dan sebagainya, si pemenang ini selalu dicecar habis-habisan dan gak jarang dinilai bukan yang terbaik dalam debat-debat yang berlangsung beberapa waktu lalu. Wajarlah ya, namanya juga incumbent, pasti dicecer ama oposisi. Sebenarnya sih bukannya gak ngefek juga hasil-hasil debat itu, beberapa hasil survey bilang bahwa elektabilitas si pemenang bergerak turun terus.

Entahlah golongan atau kalangan mana yang akhirnya terpengaruh hasil perdebatan. Tapi sepertinya jumlahnya kecil sekali. Gw mengaku, gw pun berubah pilihannya sejak perdebatan itu. Karena melihat bahwa Capres yang akhirnya jadi pilihan gw sekarang, jawabannya sangat implementatif, jelas arah dan kebijakannya seperti apa. Yah ada sih beberapa yang agak ngawang-ngawang, yang gw amini karena emang bukan bidang keahliannya. Tapi ketika ngomong tentang ekonomi, keuangan negara, anggaran, omongannya bikin gw tertarik sama dia dan merubah pilihan awal gw. Sebenarnya sejak masa-masa koalisi gw juga udah mulai terguncang karena pilihan awal gw berkoalisi dengan salah satu partai yang gw anti banget. Perdebatan-perdebatan itu semakin membuat gw gak yakin ama pilihan gw pertama dan akhirnya tadi pagi memilih yang lain.

Terkait dengan golongan atau kalangan yang terpengaruh ama hasil-hasil debat, gw teringat dengan beberapa berita, wawancara, dan juga obrolan ama teman gw. Intinya adalah, bahwa masyarakat Indonesia selama ini masih melihat pada sosok seseorang, jadi sebatas yang kelihatan saja, kayak gaya bicara, fisik, dan lain-lain yang semacam itu. Jadi wajar-wajar aja kalau hasil debat, kampanye, dan negative campaign (yang terkadang sebenarnya cuma mengungkap fakta) tidak berdampak banyak pada seseorang dalam pemilihan capres. Malah pas gw baca milis dari alumni, ada yang posting kutipan (yang katanya) percakapan dari salah satu tim sukses yang menyebutkan hal yang sama mengenai karakter pemilih di Indonesia. Isu-isu rasialis yang dikeluarkan selama masa kampanye kemarin, pengaruhnya hanya di beberapa wilayah aja, gak ampe seluruh wilayah Indonesia.

Nah itu tentang yang berat-berat, kalau yang enteng-enteng, pemilu kali ini membawa banyak berkat dan diskon. Ada beberapa toko yang memberikan gratisan produknya bagi pengunjung yang sudah memilih. Selain yang gratis, yang diskonan juga ada, 50% malah, sadis juga yah. Meskipun akhirnya gak gw pake juga sih, gara-gara ngantrenya dah rame banget. Mending bikin sendiri aja di rumah, pake yang instan, hehe.

Yah meskipun sedih karena calon pilihan sepertinya akan kalah, terima ajeh, toh isn't out of control, The Mighty One is in charge with this result. He loves Indonesia, though often we can't understand what it means. And keep praying, especially in what i'm afraid mostly, that He takes control of it.

Halah, macem native speaker aja gw. :p

07/07/09

Tikus Rumah...Rumah Tikus

Ada yang tau cara efektif bunuh tikus-tikus di rumah lu??

Kesel banget ama aksi tikus di rumah, gratakin tempat sampah, kadang-kadang jatuhin piring di tempat cucian, gigitin kabel-kabel listrik, pojok-pojokan lemari dan lain-lain. Belum juga kalau mati, busuknya ampun-ampunan. Pas stuck di lemari piring deket piano, bangkainya dengan susah payah gw keluarkan. Turunin beberapa barang yang ditaruh di atas lemari, terus digeser dengan sangat berat barengan bokap. Pas gw mau raih bangkainya pake sapu, gw hampir muntah karena cium baunya. Udah tahan nafas sih, tapi kecolongan kecium dikit, dan itu buat gw hampir mengeluarkan isi perut gw. Sucks for mice...

Nyokap juga keselnya dah luar biasa ama tu tikus. Pernah ada tikus yang kejebak di ember yang berisi air, terus tanpa ampun, nyokap gw siram tuh tikus pake air panas, fresh from kompor. Gak cukup sekali nyokap gw siram tuh tikus ampe buat tikus itu mati. Gw malah punya usul yang lebih jahanam lagi, pake aja minyak panas. Mantap tuh pastinya, panasnya luar biasa dan long-lasting pastinya.

Pernah pas masang jebakan tikus, ada 5 ekor tikus yang masih kecil kejebak. Mampus gw bilang... Tapi jadi miris juga, jangan-jangan rumah gw tikusnya dah luar biasa banyak lagi. Yah lumayanlah, nyicil 5 dulu. Tapi ampe sekarang, belum ada upaya lanjut dari orang rumah untuk membasmi bastards itu.

Sialnya lagi, tuh tikus-tikus dah mulai bertingkah lagi. Bergerak berkeliaran pas malam-malam, cerdiknya tuh tikus ketika kami mulai dengar aksinya dengan mendadak diam ketika gw mulai menghampiri furnitur dimana dia beraksi. Pinter banget sih nih tikus-tikus. Insting atau akal budi?? Habislah gw kalau tikus punya akal budi. Bisa beranak-pinak dan buat kerajaan di rumah gw.

Jadi kepikiran untuk take part buat rumah gw. Pas lihat-lihat di kaskus, ada yang jual racun tikus ampuh. Sebenarnya sih gw lebih prefer lem tikus daripada racun. Kayaknya tikus di rumah gw udah kepinteran buat bedain mana yang racun mana yang bisa dimakan dengan tenang. Lagian kalo matinya dipojok-pojok, bisa ngerusak udara di rumah gw. Tapi kalau lem, cuma bisa 1x pakai. Beli yang tube kurang efektif sih, ntah kenapa.

Ya sudahlah...let's hunt for mice!!!
Alm. Walt Disney, mungkin lo menyesal mengangkat tikus jadi salah satu tokoh kartun lo, hehehe...

01/07/09

The Return of My Past Passion

waoongg...waoonggg

Well, gw gak tau dengan apa gw musti memulai tulisan blog ini. Ya udah deh, gw ngutip aje dari kicauannya teman gw yang demen banget ama kucing. Jadi klo lagi gak ada yang diomongin, doi suka ngeluarin suara-suara kucing.

Nah, udah sebulanan ini gw mulai asik ama social network Twitter. Fiturnya simple sih, cuma sekedar update status ama message. Tapi klo dipikir2, terkadang buka facebook juga cuma buat liat status orang-orang ama liat wall/inbox-nya kan? Tapi terlepas dari fiturnya, yang bikin gw enjoy twitter-an adalah dengan mudahnya gw bisa follow artis-artis, especiallly band-band lokal. Jadwal konser, launching album, siaran radio dari band-band lokal indie favorit gw bisa diketahui dengan cepat, mudah, dan akurat.

Salah satu yang band lokal indie yang gw suka adalah SORE band. Untunglah dia punya Twitter. Jadi event2 mereka bisa cepat ketahuan. Apalagi dalam 1-2 bulan ini, mereka punya cukup banyak acara, misalnya manggung kecil2an di PPKI, Eastern Promise Kemang, siaran di Trax FM dsb. Terus, karena keterbatasan ajakan dan dana, akhirnya gw cuma sanggup dateng ke manggung mereka di PPKI, soalnya gretong meenn. Cuma modal ongkos parkir, bisa nonton konser, pameran dsb. Oia, sedikit cerita tentang PPKI, sedih juga gw ngelihat pameran bagus kaya begitu tapi sepiiii banget pengunjungnya. Sepinya cume beda dikit deh ama kuburan (jokes garing bett). Isinya produk kerajinan macam batik, ukiran, sampai produk2 kreatif anak2 sekarang macam games, advertisement, film, dsb. Hebatnya lagi, semuanya tuh produk asli Indonesia. Tapi sayaaannggg banget yang dateng sepi. Gw ampe miris ngelihat mas2 penjaga booth nya yang ampe tidur2an, maen2 HP, saking antusiasmenya minim banget. Mukanya juga menunjukkan ekspresi kecewa gitu deh.

Ya kembali ke cerita, gw sampe ke PPKI jam 5an, setelah sebelumnya gw ke Jak Cloth dulu, which isinya distro semua. Thx God there was a lot of beutiful ladies there. Yah buat nyenengin mata lah. Sampai di PPKI, ngider bentar, trus nyampe di bagian stage musik, nunggu bentar sambil nyesuaikan diri dengan AC ruangan yang dinginnya ampun2an. Saat yang dinanti-nanti datang, MC naik dengan sedikit deskripsi dan kesan2nya tentang SORE band, kemudian SORE langsung mainin lagu. Track listnya Vrijeman, Setengah Lima, No Fruits for Today, Somos Libres dan encorenya Bebas. Woowwww, senangnya. Dah lama banget gak nonton konser live. Kebetulan lagi tracknya familiar banget ke gw.

Sepulang dari sini, besoknya sih, jadi teringat masa2 jahiliyah dulu pas SMP-SMA. Keingat punya impian jadi pelaku industri kreatif dalam negeri, spesifik ke musisi, hakhakhak. Keingat jaman nge-band di SMP-SMA, main Blink, Green Day, Beatles, ohhhh, miss that moment. Entah knapa, pikiran2 itu muncul lagi belakangan ini. Emang klo lagi masa2 kalut, suka mikir yang enggak-enggak. Browse2 kursus musik, liat forum musisi.com, liat2 ke toko musik online dsb. Emang sih, gak sepenuhnya ilang dari impian gw buat main drum lagi, tapi gak full-time. Kburu kecantol di Pajak (re-thinking sih), dan apa kata ortu klo gw mo seriusin ini, dah telat mennn.

Duh, banyakan ngayal nih...bangun Prim!!! You still have somthing to do...then, you can do what you want to do!!!