17/10/09

Shake...Shake...Earth is Shaking

This is my 3rd post on Oktober, hope you enjoy it, in Indonesian of course!!!

Yak, bumi sering bergoncang beberapa waktu terakhir, klo gw sendiri, di Jakarta, paling tidak ngerasain sendiri gempa kira-kira 2x lah. Itu pun yang terasa, kalau ada yang tidak terasa yang maaf aje dah.

Hasilnya apa? Indonesia bener-bener bergoncang, dua-tiga gempa sukses menghancurkan beberapa kota. Padang dan sekitarnya, Jambi kalau gak salah, dan Tasikmalaya dan sekitarnya. Sebenarnya gempa bukan hal yang aneh di Indonesia, soalnya pertemuan 3 lempeng ada di wilayah Indonesia. Jadi ibarat kata udah kaya sodara sendiri dah.

Nah, gw sendiri dalam dua gempa itu, punya pengalaman yang berbeda-beda dalam tiap gempanya. Kalau yang pertama, sekitar bulan September kemarin, lagi di kamar kakak, merasa agak dizzy, pandangan seolah berputar, dan ternyata mata gw gak salah, karena pandangan itu akibat dari keseluruhan badan gw yang ikut bergoyang karena gempa. So wajar aja klo pandangan mata gw jadi agak berputar-putar. Diam dulu sebentar, make sure ini gempa, dan kira-kira cukup parah, baru ketika mendengar nada tinggi panik nyokap, langsung saja mencabut laptop gw dari sumber listrik dan memutuskan percakapan yang sedang dilakukan dengan seorang teman yang pada saat itu sedang berada di daerah Lebak Bulus. Yah, ketahuan lah, dimana hati gw berada sekarang2 ini, yups, pada my dearest Lenovo 3000 ini.

Nah yang kedua, yang kemarin sore gw rasain, jauh berbeda, lagi tidur di tempat temen, kebangun ama rush-nya dia karena panik untuk mencari keberadaan nyokapnya, mengenali sejenak kira2 sebesar apa gempanya, kemudian tidur lagi tidak lama kemudian karena kekuatannya yang tidak besar. Sambil tiduran, mendengar ocehan2 tetangga sekitar yang pada bertanya satu sama lain untuk memastikan bahwa itu gempa.

Kalo diinget-inget, lucu juga ye, apalagi yang kedua, gw sama sekali tidak melakukan tindakan yang tepat dalam situasi gempa. Bukannya turun untuk mencari daerah yang terbuka, tapi malah lanjut tidur karena pede dengan kekuatan gempa yang gak terlalu besar. Yah namanya juga ngantuk, lemes, pas liat tangga mau turun langsung berpikir, yaudah lah, kalo mati ya gpp, klo idup ya sukur, dan kemudian lanjut tidur lagi.

Well, secara pribadi turut berduka cita ama para korban gempa, apalagi di Padang, parah banget. Semoga upaya rehabilitasi bisa secepatnya selesai, jadi kegiatan2 masyarakat dapat berlangsung seperti semula lagi. Some gud news from today's newspaper, gempa kemarin sore dianalisa dapat mengurangi kekuatan gempa yang akan terjadi pada waktu2 kedepan, karena energi potensial yang muncul akibat gesekan lempeng2 itu dikeluarkan secara pelan2 dan gak langsung besar kaya di gempa padang kemarin. Yah, smoga lah.

Dan hati-hati juga ama pemberitaan, entah sengaja atau niatnya menolong tapi tidak dengan pertimbangan, banyak berita yang seliweran mengenai ramalan gempa yang akan datang. Hati2 membaca informasi, dan hati2 juga meneruskan informasi, kan gempa tektonik gak bisa ditebak kapan. Emang sih potensi ada, dan selalu ada sepanjang hari sepanjang tahun, tapi jangan "asal" ngomong seolah-olah Tuhan, yang tahu dimana, kapan, dan seberapa besar gempa yang akan terjadi. Apalagi bilang pake bumbu "tsunami" segala.

Take care lah...

12/10/09

"Tempat" Tidur

Entah knapa blakangan ini gw tidak punya tempat tetap untuk tidur. Btw, bukannya gw gembel yang gak tau harus tidur dimana untuk tiap harinya ya. Tapi tepatnya adalah sedang tidak punya spot tetap untuk gw tidur. Dalam sekali tidur, sangat sering terjadi gw pindah tempat sampe dua kali. Hampir tiap malem gw kaya begitu. Startnya biasanya dari kamar, trus ke sofa di ruang keluarga, trus endingnya macem-macem. Bisa di kamar lagi, ato kamar bokap, ato malah kamar tamu.

Entah karena serangga bernama nyamuk atau masalah ergonimisitas dari tempat tidur gw yang akhirnya membuat gw selalu berpindah-pindah tempat tidur tiap malamnya. Why oh why...

Tapi berdasarkan pengalaman semalam, gw coba tidur di ruang keluarga, dengan membentangkan kasur palembang yang sempat jadi favorit gw beberapa tahun yang lalu, gw mulai merasakan kembali kenikmatan tidur malam yang belakangan ini direnggut dari gw, halah. Gak empuk2 amat sih, tapi mungkin karena ergonomis dengan cara sukses memaksa gw tidur dengan tulang belakang yang lurus yang tidak dapat disanggupi oleh kasur di kamar yang udah rada jeblos.

Kita coba lagi malam ini, klo sukses, gw masih menghadapai beberapa tantangan, karena bokap-nyokap sekarang lebih sering tidur di tempat yang akan gw incer ini, daripada tidur di kamar mereka sendiri. Tapi lihat nanti lah ya, hehehe...

02/10/09

nge-Batik yuk

hari ini lagi Indonesia lagi asoy berbatik ria karena akhirnya batik diakui sebagai warisan budaya Indonesia per 2 Oktober 2009 oleh UNESCO. Selamat untuk pengakuan ini, dan bagi negara2 lain (yang saya tidak perlu sebutkan) yang sempet mengakui batik sebagai budayanya...makan tuh ati. Gak tau diri juga luh ya ngaku-ngaku.

Tapi klo dipikir-pikir, dibalik happening-nya berbatik ria hari ini, kepikiran ama suatu artikel yang gw lupa kapan persisnya gw baca, pokoknya selama liburan kemarin lah, yang nyebutin tentang salah kaprahnya orang banyak mengenai batik. Kurang lebih seperti inilah, bahwa ketika ada suatu kain atau pakaian yang bermotif batik, orang-orang sudah menyebut kain atau pakaian itu sebagai batik. Ternyata pemahaman ini salah kawan, karena batik layak disematkan pada suatu kain yang melewati suatu proses membatik sehingga jadi lah motif tersebut ada dalam kain atau pakaian tadi.

Berdasarkan informasi dari Wikipedia, batik itu ada dua macam, yaitu batik tulis dan batik cap. Perbedaan dari dua batik itu cuma di prosesnya, kalau batik tulis dibuat secara manual, kain digambar oleh seorang pembatik. Sedangkan batik cap ya pake cap.

Nah, sekarang banyak tuh toko-toko atau pusat perbelanjaan yang menjual batik. Perlu tahu tuh, batik yang dijual itu bener batik atau kain bermotif batik. Kalau sekedar kain bermotif batik, sayang sekali, gak bisa tuh kita sebut batik. Karena tidak melewati suatu proses pembatikan seperti dua macam batik yang gw sebutkan di paragraf sebelumnya.

Emang sih, banyak faktor yang bikin industri kain bermotif batik jadi besar. Gw rasa sih karena harga. Jelaslah, batik itu mahal bung, bahkan batik cap sekalipun. Apalagi batik tulis yang bikinnya paling tidak makan waktu 2 bulan. Dengan proses yang rumit seperti itu, jelaslah harganya mahal, dan mungkin gak seenak jidat kita bisa beli anytime anywhere kalau kebetulan lagi jalan-jalan. Nah di sisi produsen, demi menghidupi dapur produksi, mungkin sebagian penjualan mereka justu dari kain bermotif batik yang banyak beredar sekarang. Kalau batik mahal, simple logic-nya kan penjualan akan seret, sedangkan untuk bertahan hidup, ya jelas butuh uang. Makanya mereka buat batik dengan 3 macam jenis itu tadi, batik beneran (batik tulis dan cap) sama kain bermotif batik.

Bukan berarti melarang pembelian kain bermotif batik sih, tapi ya untuk informasi aja supaya gak salah kaprah ama pengertian batik. Lagian karena proses yang rumit itu tadi, makanya batik sangat layak dijadikan warisan budaya oleh Indonesia..sekali lagi Indonesia. Okeh tetangga *upss*.

Semoga bermanfaat.
Sumber: http://id.wikipedia.org/wiki/Batik dengan beberapa tambahan oleh gw sendiri