03/03/09

Naik Busway Koridor VIII

Seperti yang sudah disebutkan pada postingan sebelumnya, kali ini gw coba menceritakan pengalaman gw naik Transjakarta koridor baru, yaitu koridor 8, rute Lebak Bulus-Harmoni. Koridor ini sangat gw tunggu-tunggu keberadaannya, sejak pertama kali digaungkan sekitar dua tahun lalu. Banyak alasan mengapa gw sangan menantikan, pertama jalurnya melewati jalan panjang yang dimana untuk mencapainya tinggal jalan sedikit dari rumah. Kedua, jalur yang dilewati sangat strategis, untuk mencapai spot-spot oke di Jakarta, misalnya saja PIM, kemudian Harmoni, nah dari Harmoni kan kita bisa kemana-mana lagi karena memang di shelter itu banyak sekali transit bus Transjakarta dari beberapa koridor. Ketiga, masalah proudness, karena senang n bangga aja akhirnya daerah rumah gw terjamah juga dengan angkutan massal andalan Jakarta ini, hehe...

Penantian akhirnya tercapai juga setelah hampir 1 tahun penundaan peluncuran perdananya. Dijanjikan dari bulan Juni 2008, terus molor September, molor lagi sampai secara resmi diumumkan tanggal 14 Februari kemarin dan ternyata masih aja molor sampai tanggal 21. Alasan penundaan disebabkan karena armada yang sangat kurang (dan sampai sekarang pun masih kurang), fasilitas fisik yang belum siap semisal shelter dan separator jalan, dan alasan-alasan lain yang gw pun tidak tahu persis apa. Kebetulan sekali launching perdananya bersamaan dengan hari pembinaan penilik di Perkantas Pintu Air, jadi ada alasan juga gw naik kendaraan ini, daripada cuma iseng ato gaya-gayaan kaya alay-alay, yihaaa..(maap untuk akamsi-akamsi seantero Jakarta, hehe..)

Berangkat jam stgh 6 dari rumah (dimana acaranya jam 7, hehe, ngaret banget ya!!), nebeng nyokap ampe jalan depan naik motor, trus berjalan menaiki shelter Sasak Kelapa Dua. Komplain pertama gw dari fasilitas ini, yaitu jembatan penghubung menuju shelter yang cukup jauh dan muter-muter. Apa yang dipikirkan perencana fasilitas ini kok bisa-bisanya buat jembatan penghubung jauh dan muter-muter. Apa gak bikin boros anggaran tuh dengan buat jembatan naik turun muter-muter kaya gitu?? Apa justru emang itu tujuannya :p.....

Komplain kedua, armada bisnya masih kurangggg banget. Hal ini udah bikin khawatir gw ketika masih berjalan di jembatan dan sudah ada bis yang menunggu di shelter. Gw langsung berpikir berapa lama waktu yang diperlukan sampai bis berikutnya datang ya. Tepat saja perkiraan gw, lebih dari 20 menit gw harus menunggu untuk kedatangan bis yang berikutnya. Ditambah lagi bis nya yang penuh, walhasil gw berdiri dah.

Komplain ketiga, seperti yang sudah diwanti-wanti oleh penyelenggara jasa, bahwa koridor ini masih beroperasi separuh rute, jadi untuk mencapai shelter Harmoni, gw harus transit di shelter Indosiar dan menyambung dengan bis yang koridor Kalideres-Harmoni. Nah permasalahannya adalah.....shelter Indosiar itu ternyata kecilnya ampun-ampunan. Kayaknya gak layak buat dijadikan shelter transit pergantian koridor. Akhirnya gw empet-empetan deh di shelter itu sambil nunggu bis yang tidak tahu akan kapan datang. 

Komplain keempat, ternyata pada hari itu juga, pengelola Transjakarta meluncurkan jalur baru tapi tetap dengan armada lama, kalau gak salah Kalideres-Pulo Gadung dan ASMI-apa Sari gitu, lupa gw. Ya sudah deh, gw mesti tanya lagi sama mas-mas yang nungguin bus, untuk mastiin mereka lewat mana karena yang dari Kali Deres sekarang bisa menuju Pulo Gadung lewat TOmang atau langsung ke Harmoni lewat Roxy. Nah, yang gw naikin itu ternyata yang menuju Pulo Gadung, gw baru menyadri setelah gw masuk dan bertanya ama mas-mas penjaga. Hmmm, waktu berpikir hanya 5 menit, karena kalau sudah melewati shelter Jelambar, gw dah gak bisa ngapa2in lagi. Sempet niat turun untuk nunggu bis yang langung menuju ke Harmoni dari pada transit-transit mulu di Tomang. Tapi mikir-mikir lagi deh, daripada nunggu-nunggu gak jelas dan sekalian ngerasain jalur Tomang naik busway. Ternyata keputusan ini salah banget, melewati jalur Tomang cukup banyak shelter yang harus disinggahi, ya udah deh, lama betul gw di jalan, mana diri bawaan berat lagi, duhhhh...Nah intinya apa dari komplain ke-empat ini?? Uncertainty, kata-kata favorit beberapa waktu yang lalu. Ketidakpastian, karena bingung harus menuju kemana, turun dimana, nyambung yang kemana dll.

Kemudian turun di shelter Harmoni, dan kembali bertanya sama mas-mas di shelter, bis mana yang nyambung ke arah Juanda, dan dia menunjuk kanan belakang untuk tempat gw mesti menunggu. Fiuhh, ternyata sepi, apalgi dibanding sama sebelah, yang menuju Kali Deres, ampun dehhh. Gak lama nunggu, kemudian naik bis yang menuju Juanda deh. Sesampainya di shelter Juanda, agak mengeluh dengan kepala yang agak pusing entah mengapa. Tapi ya sudah lah, gw berjalan agak cepat menuju Perkantas Pintu Air dengan agak panik juga, karena takut ngaret parah..Untung saja telatnya gak terlalu parah, aminnn...

Wah, ternyata masih banyak yang harus dibenahi dari fasilitas transportasi kebanggaan Jakarta ini. Bukan aja yang di koridor 8, tapi keseluruhannya deh. Masalah armada, sterilisasi jalur, kenyamanan pengguna, fasilitas fisik pendukung dan banyak lagi lah. Semoga aja yah...aminn

0 komentar: