22/03/09

abis nonton Perfect Num8ers!!!

halo...halo...halo....

Demi menjaga kesopanan, emang ada baiknya memulai sesuatu omongan dengan ucapan salam, hehehe....

Belakangan ini jadi makin rajin aja posting di blog. Emang sih kalo dipikir-pikir, banyak hal yang bisa gw tulis dalam blog ini. Perkara-perkara gak penting sampai perkara penting sebenarnya menarik untuk ditulis, tapi emang harus dipandang dengan suatu cara yang baik sehingga kejadian-kejadian, atau pemikiran-pemikiran yang ada di gw bisa tersampaikan dengan baik dan menarik untuk dibaca (kayak ada yang baca ajah, hehehe....)

Pertama-tama, mo mengucapkan selamat tinggal buat teman baik gw, Adrian Parlindungan Napitupulu, kalau gw gak salah menyebutkan nama lengkapnya, atas keberangkatannya ke Australia untuk melanjutkan studinya di jenjang S2 Kriminologi. Tujuan akhirnya keren, mau jadi dosen di UI kalo gak salah. Hari gini kayaknya susah banget nyari orang yang bercita-cita buat jadi dosen. Beruntung banget, Adrian juga didukung oleh orang tuanya untuk jadi dosen, jadi lengkaplah sudah, dana ada, niat dari orangnya juga ada, ditambah dukungan dari orang tua. Okelah,,smoga sukses ya Adrian...dan semuanya itu harus dimulai dengan suksesnya persiapan bahasa dalam dua bulan ini, hehe. Gud luck friend!!!!

Oke, sekarang masuk ke inti postingan. Gw dapat ilham menulis postingan ini habis gw nonton suatu acara di O Channel jam 19.30 kalau ga salah. Nama acaranya Perfect Num8ers (dibacanya Numbers). Bila gw deskripsikan secara singkat, acara ini berisi suatu tips perencanaan keuangan dan pengelolaan kekayaan. Acaranya dibawakan oleh Charles Bonar Sirait dan Aidil Akbar, seorang Wealth Planner. Denger-denger sih, Wealth Planner itu suatu profesi yang menggabungkan antara Wealth Management dan Financial Planner, gak cuma berurusan mengenai investasi, tetapi secara keseluruhan, jadi akhirnya berujung pada pengelolaan kekayaan seseorang untuk suatu tujuan. Yah, itu deskripsi gw sih, karena kalau ngomong Financial Planner kayaknya urusannya adalah bagaimana mengalokasikan dana untuk investasi pada suatu instrumen yang benar untuk memperoleh return atau keuntungan yang tinggi. Jadi agak sempit lah kajiannya. Sedangkan Wealth Planner ya itu tadi, rangkumkan saja penjabaran gw diatas, hehe.

Gw suka sama acara ini untuk beberapa alasan. Pertama, acaranya sangat mendidik. Hari gini di tivi jarang banget nemuin acara yang mendidik, rata-rata mengemas diri sebagai edutainment ato infotainment, which is produknya adalah gosip-gosip, sinetron, acara-acara musik yang sering kali lip sync, hehe. Perfect Numbers ngajarin untuk gimana mengalokasikan uang kita dengan benar. Investasi mau kemana, produknya apa, besarannya berapa. Kadang-kadang juga dihubungkan dengan suatu topik, misalnya hari ini yang gw tonton mengenai perencanaan pendidikan dengan pengelolaan uang yang benar. Dulu juga pernah dihubungkan dengan kondisi krisis finansial global. Produk apa yang kira-kira tepat dalam kondisi kaya gini.

Kedua, pembawaan acara sangat menarik. Meskipun kontennya gw nilai cukup berat, tapi pasangan pembawa acara bisa membawakannya dengan "asik", jadi enjoy juga ngelihatnya. Meskipun gw sebenarnya tidak terlalu tahu mengenai dunia Keuangan, tapi karena sering lihat acara ini yah dikit-dikit ngerti lah. Pengetahuan kaya rasio-rasio keuangan, profil investasi, produk investasi dan penggolongannya jadi lumayan ngerti abis nonton acara ini. Ternyata mereka juga buka grup sendiri di Facebook, meskipun gw juga jarang buka sih, tapi lumayanlah buat nambah ilmu keuangan, hehe. Satu catatan khusus juga, mengenai pembawa acara Aidil Akbar, setelah gw sedikit browsing tentang dia, ternyata dia tuh gak main-main kemampuannya. Pendidikannya S1, S2 semua dari Amerika Serikat. Blum lagi sertifikasi-sertifikasinya, ampun dehh, sirik kalo ngelihatnya. Kalau gak salah dia juga punya posisi penting di Himpunan Pengusaha Muda gitu deh. Fiuhhh, salut buat dia. Sebenarnya, pembawaan dia yang bikin gw suka sama acara ini. Kata yang tepat buat mendefinisikannya adalah "asik". Gak ribet, gak make kata-kata berat meskipun ya itu tadi kemampuannya gak main-main, gak kebarat-baratan, kecuali terminologi-terminologi tertentu yang emang harus disampaikan dengan bahasa Inggris, cukup humoris, fisik okelah, gaya berpakaian dan mukanya dia.

Okelah, itu sedikit mengenai acara Perfect Num8ers. Nah, yang cukup menarik adalah topik hari ini mengenai perencanaan pendidikan, gw gak tahu persis sih apa tepatnya, karena baru liat pas pertengahan acara, tapi pokoknya tentang perencanaan pendidikan lah. Dia cerita mengenai persiapan biaya pendidikan untuk tingkat kuliah bagi anak, atau calon anak lah buat pasangan yang belum nikah. Miris juga dengernya, bahwa kenaikan biaya pendidikan ternyata diatas rata-rata tingkat inflasi, kira-kira 20%. Ditambah dengan keluarnya UU Badan HUkum Pendidikan, yang menurut dia intinya membuat biaya pendidikan di tingkat universitas menjadi lebih tinggi karena biaya penyelenggaraan diupayakan oleh Universitas itu sendiri. Jadi total biaya pendidikan akan mengalami kenaikan sekitar 25% setahun. Sebenarnya ini gak mutlak, terkadang distribusi kenaikannya gak selalu terjadi di tiap tahun, bisa aja selama 2-3 tahun gak ada kenaikan, tapi tahu-tahu tahun ketiga naik sampai 50% dan seterusnya. Jadi dia mengajarkan gimana caranya untuk mempersiapkan dana tersebut secepatnya. Bagi yang belum, bagaimana memulainya, dan bagi yang sudah mempersiapkan, jadi semacam evaluasi apakah perencanaannya sudah baik atau belum. Dari telpon-telpon yang masuk, dia banyak menganalisa dari jumlah investasi dan juga produk investasi yang digunakan. Tentu saja bagian Financial Check-up tidak terlupakan. Nah, ngelihat angka-angka yang dia sebutkan, gw jadi mulai itung-itungan, berapa ya biaya kuliah anak gw nanti. Asumsi gw menikah umur 28 tahun, trus punya anak umur 30, jadi anak pertama gw akan kuliah ketika gw berumur 47 tahun. Dengan asumsi biaya pendidikan sekarang, untuk beberpa bidang studi kaya ekonomi, hukum, sekitar 70 juta sampai menempuh gelar sarjana. Jadi pertanyaannya adalah, berapa biaya kuliah anak pertama gw nanti?? Melalui perhitungan gw, sekitar 11 milyar, fiuhhhh!!!!!!! Banyak betul ya?????? Mau bayar pake apa gw dapet duit segini...Lumayan lama sih emang, sekitar 25 tahun lagi, berarti setahun sekitar 500 juta.. Hmm, serem euy. Yah meskipun ini analisa yang sangat kasar sih, kan banyak faktor juga yang menentukan, misalnya perhitungan future value present value, andaikata ada kenaikan gaji, atau regulator mengeluarkan suatu kebijakan yang membuat kenaikan biaya pendidikan gak sampai segitu tingginya.

Hmmm, jadi apa yang harus gw persiapkan?? Pertama, luluslah kamu Prima secepatnya. Kedua, berharap pada group interest yang concern sama pendidikan. Smoga aja mereka sadar akan itung-itungan versi Aidil Akbar, jadi bisa menyuarakan pentingnya pendidikan berbiaya murah bagi pemerintah. KTB-KTB pendidikan, LSM-LSM, mahasiswa-mahasiswa adalah beberapa pihak yang gw lihat punya peran disini, jadi berusahalah, hehe. Trus yang keempat, sehubungan dengan PEMILU yang udah makin dekat, pilihlah partai, caleg yang punya concern buat pendidikan. Jadi mereka punya program untuk menyediakan pendidikan dengan biaya murah tanpa mengesampingkan kualitas. Keempat, yah berharap lah sama CSR-CSR yang berbaik hati untuk mengambil pendidikan sebagai salurannya.

Okeh, semoga Indonesia menjadi negara yang terdidik oleh karena adanya pendidikan yang murah dan berkualitas, aminnnnnnnnn.......

0 komentar: