30/11/09

(Ternyata) Pertanyaan Yang Sulit

Sekali lagi, dari dulu emang susah buat judul yang tepat untuk suatu tulisan. Kalo biasa aja, gak menarik. Kalo sok-sokan sentimentil gimana, ntar yang ada malah dangdut banget kesannya. Eh, gw malah pilih judul kaya gitu, kaya lagu-lagu sekarang2 ini, suka ngasih tanda kurung yang gak jelas maksudnya apa.

Oke deh langsung ke intinya aja, kayaknya postingan gw agak serius kali ini. Malah sbenernya gw mo pake judul yang agak2 sentimentil gimana gitu. Tapi setelah dipikir-pikir, ternyata sangat jelek dan dangdut sekali kedengarannya.

Gw baru kepikiran dengan pertanyaan yang sering dilontarkan ketika sedang ngomongin mengenai konsep keselamatan di kampus. Kalau gak salah di PIPA. Pertanyaannya kurang lebih seperti ini, apakah Tuhan mau mengampuni kesalahan manusia, dimana kesalahan itu sepertinya sangat intolerable banget untuk dimaafin. Pada saat itu, gw bisa menjawab dengan pasti, ya Tuhan maha pengampun, maka sudah jelas Ia akan mengampuni dosa setiap manusia separah apapun itu.

Ternyata, kalau dilihat dari sisi lain, dari sisi manusianya, yang sangat berdosa itu, mungkin ini pertanyaan yang sangat berat. Dia menyadari kesalahannya yang begitu besar itu, dan merasa tidak layak atas pengampunan yang bisa diperoleh oleh dia. Titik ini begitu krusial, karena bisa membawa kepada perubahan hidup yang sangat drastis, atau justru dia merasa akan sangat tidak berguna sekali untuk ada di dunia ini. Semua tergantung bagaimana pemahaman dia akan Tuhan dan sifat Tuhan itu sendiri.

Yah, sebenernya gw pun, mungkin bisa dibilang, sedang ada di titik krusial itu. Pertanyaan mudah yang dulu dengan tegas dan yakin bisa gw jawab, jadi merasa ragu-ragu dan sulit untuk menjawab hal yang sama. Kayaknya gw sedang ada di lowest point. Beda dengan tahun lalu, dimana tantangan datang dari luar, kalau sekarang tantangan dateng dari dalam diri. Susah banget untuk bisa meyakini kemurahhatian Allah yang luar biasa itu. Kalo melihat ke diri sendiri, wah, parah banget dah, gw malas, mesum, pembohong, tukang mengeluh, bodoh, gak ramah lagi ama orang, dan masih banyak lagi.

Tapi, dosa besar ya kalo gw mengingkari kasih Tuhan yang luar biasa itu. Even a serial killer turned into one of His greatest servant. Level kesalahan gw masih jauh dibawah dia, secara matematis, gw pun punya harapan untuk berubah juga kan?? hehe.

Semoga rasionalitas manusia gw tidak menghalangi gw untuk mengerti betapa besarnya kasih Tuhan ke gw. Pimpin anak-Mu ini ya Tuhan. Aminn.

0 komentar: