07/04/10

My Opinion From Last Night Match

Untung saja malam ini saya bangun agak terlambat jadi hanya bisa nonton Barca vs Arsenal pada babak kedua. Ketika terbangun, langsung liat handphone buat ngecek jam berapa waktu itu, mengolahnya sebentar dalam kepala untuk memperkirakan apakah pertandingan masih berjalan atau justru sudah selesai. "kayaknya belum deh", itu yang ada di kepala gw, dan kemudian mencari remote control untuk menyalakan TV. Hmmm, kok iklan yah? Atau sudah habis? Ditunggu sebentar dan, ternyata babak kedua akan dimulai. Langsung agak shock karena ternyata my fav team sudah ketinggalan 3-1, dan 3 gol Barca dicetak oleh si fenomenal Lionel Messi. Nggak langsung hopeless sih, karena kalau Arsenal bisa cetak 2 gol dan skor akhirnya jadi 3-3, Arsenal yang lolos.

Terus meniatkan diri buat nonton, lihat pertandingan selama 20 menit dan berjalan tidak seimbang, langsung berbesar hati untuk merelakan Arsenal tidak lolos semifinal UCL. Mainnya nggak ada greget, tim lawan punya taktik yang sedikit berbeda dengan yang mereka terapkan di permainan sebelumnya, ya sudahlah, ini mah nggak akan lolos.

Sama seperti tahun lalu ketika Arsenal kalah di semifinal oleh MU, ada greget yang tersisa habis pertandingan semalam. Entah kenapa The Professor seperti menjadi tidak layak memangku julukan The Professor semalam. Dia sudah tahu bahwa ada handicap sekitar 5 pemain inti, tapi kenapa ya dia masih memaksakan taktik yang sama untuk dimainkan. Mungkin itu alasan kenapa dia disebut Professor, terlalu idealis dengan apa yang jadi keinginannya. I wish Wenger become "The Politicians". Politisi yang oportunis dan cenderung menghalalkan berbagai cara untuk mencapai tujuannya. Kenapa dia gak main anti-football atau anti football dengan counter attack sebagai strateginya. Memang sih hal itu akan dicerca karena "menyangkal diri sendiri". Tapi demi kemenangan kenapa nggak sih? 4-5-2, dengan 4 DF dan 2 gelandang bertahan, supaya bisa menahan pergerakan Midfielder dan Striker Barcelona yang bisa dikatakan 80% full team. Kalau diibaratkan, seperti Daud melawan Goliath, tetapi ceritanya Daud nggak percaya ama Tuhan. Jadi benar-benar Daud vs Goliath tanpa ada intervensi Tuhan.

In Wenger We Trust => sepertinya saya sudah malas make slogan ini, rasanya dia terlalu naif untuk seorang pelatih. Semoga next opportunity, BPL, masih bisa diperoleh, dan rivalnya terpeleset oleh lawan. Agak menggelikan sih, untuk menjadi juara dengan mengandalkan tim lain, tapi kalau kebutuhannya mengharuskan seperti itu, mau gimana lagi.

Paragraf terakhir, saya akan tetap cinta Arsenal, dan berharap ada perubahan yang signifikan di season 2010-2011.

0 komentar: